Nama : Dwi Julianti
NPM : 22211244
Kelas : 4EB08
PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP
NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROSENTASE KEPEMILIKAN
MANAJEMEN
SEBAGAI VARIABEL MODERATING
(Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa
Efek Jakarta)
RIKA NURLELA
ISLAHUDDIN
Universitas Syiah Kuala
ABSTRACT
The aim of this research is to know: (1) The influence of Corporate Social Responsibility to firm value (2) The influence of Percentage
of management ownership as the
moderating variable in relations between Corporate Social Responsibility and
firm value.
The research sample is non-financial sector in 2005 by using method of purposive
sampling. There are 41 company fulfilling criterion as this research sample.
The methode analysis of this research used multiple regression analysis.
The result of study show that (1) Simultaneously
the effect of Corporates Social
Responsibility , percentage of management ownership and interaction between Corporate
Social Responsibility and Percentage of
management ownership on firm value was significant and .(2) Partially, only percentage
of management ownership have an effect on significant to
firm value, while other variables in this research have not an effect on significant
to fim value.
Keyword: Corporate Social Responsibility, Management Ownership, Firm
Value.
I.
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang Masalah
Corporate Social
Responsibility (CSR), merupakan wacana yang sedang
mengemuka di dunia perusahaan multinational. Wacana ini digunakan oleh
perusahaan dalam rangka mengambil peran menghadapi perekonomian menuju pasar
bebas. Perkembangan pasar bebas yang telah membentuk ikatan-ikatan ekonomi
dunia dengan terbentuknya AFTA, APEC dan sebagainya, telah mendorong perusahaan
dari berbagai penjuru dunia untuk secara bersama melaksanakan aktivitasnya
dalam rangka mensejahterakan masyarakat di sekitarnya.
Pemikiran yang melandasi Corporate
Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial Perusahaan) yang sering
dianggap inti dari etika bisnis adalah bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai
kewajiban-kewajiban ekonomi dan legal (artinya kepada pemengang saham atau shareholder) tetapi juga
kewajiban-kewajiban terhadap pihak-pihak lain yang berkepentingan (stakeholder) yang jangkauannya
melebihi kewajiban-kewajiban di atas. Tanggung
jawab sosial dari perusahaan terjadi antara sebuah perusahaan dengan
semua stakeholder, termasuk di
dalamnya adalah pelanggan atau customer,
pegawai, komunitas, pemilik atau investor, pemerintah, supplier bahkan juga kompetitor.
Perkembangan CSR secara konseptual baru di kemas sejak
tahun 1980-an yang dipicu sedikitnya oleh 5 hal berikut: (1). Maraknya fenomena
“take over” antar korporasi yang
kerap dipicu oleh keterampilan rekayasa finansial. (2). Runtuhnya tembok Berlin yang merupakan
simbol tumbangnya paham komunis dan semakin kokohnya imperium kapitalisme
secara global. (3) Meluasnya operasi perusahaan multinasional di negara-negara
berkembang, sehingga di tuntut supaya memperhatikan: HAM, kondisi sosial dan
perlakukan yang adil terhadap buruh. (4) Globalisasi dan menciutnya peran sektor
publik (pemerintah) hampir di seluruh dunia telah menyebabkan tumbuhnya LSM
(termasuk asosiasi profesi) yang memusatkan perhatian mulai dari isu kemiskinan
sampai pada kekuatiran akan punahnya berbagai spesies baik hewan maupun
tumbuhan sehingga ekosistem semakin labil. (5) Adanya kesadaran dari perusahaan
akan arti penting merk dan reputasi perusahaan dalam membawa perusahaan menuju
bisnis berkelanjutan.
Di Indonesia wacana mengenai CSR mulai mengemuka pada
tahun 2001, namun sebelum wacana ini mengemuka telah banyak perusahaan yang
menjalankan CSR dan sangat sedikit yang mengungkapkannya dalam sebuah laporan.
Hal ini terjadi mungkin karena kita belum mempunyai sarana pendukung seperti:
standar pelaporan, tenaga terampil (baik penyusun laporan maupun auditornya).
Di samping itu sektor pasar modal Indonesia juga kurang mendukung
dengan belum adanya penerapan indeks yang memasukkan kategori saham-saham
perusahaan yang telah mempraktikkan CSR. Sebagai contoh, New York Stock
Exchange memiliki Dow Jones Sustainability
Index (DJSI) bagi saham-saham perusahaan yang dikategorikan memiliki nilai corporate sustainability dengan salah
satu kriterianya adalah praktik CSR. Begitu pula London Stock Exchange yang
memiliki Socially Responsible Investment
(SRI) Index dan Financial Times Stock Exchange (FTSE) yang memiliki FTSE4Good
sejak 2001.
CSR sebagai sebuah gagasan, perusahaan tidak lagi
dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan (corporate value) yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya (financial) saja. Tapi tanggung jawab
perusahaan harus berpijak pada triple
bottom lines. Di
sini bottom lines lainnya selain
finansial juga ada sosial dan lingkungan. Karena kondisi keuangan saja tidak
cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh secara berkelanjutan (sustainable). Keberlanjutan perusahaan
hanya akan terjamin apabila, perusahaan memperhatikan dimensi sosial dan
lingkungan hidup. Sudah menjadi fakta bagaimana resistensi masyarakat sekitar,
di berbagai tempat dan waktu muncul ke permukaan terhadap perusahaan yang
dianggap tidak memperhatikan aspek-aspek sosial, ekonomi dan lingkungan
hidupnya.
Cowen dkk (1987) dalam
Hackston & Milne (1999) dalam Retno (2006) mengatakan bahwa perusahaan yang
berorientasi pada konsumen diperkirakan akan memberikan informasi mengenai
pertanggungjawaban sosial karena hal ini akan meningkatkan image perusahaan dan meningkatkan penjualan. Retno (2006) dari
hasil penelitian menemukan bahwa variabel prosentase kepemilikan
manajemen berpengaruh terhadap
kebijakan perusahaan dalam mengungkapkan informasi sosial dengan arah
sesuai dengan yang diprediksi. Semakin besar kepemilikan manajer di dalam
perusahaan, manajer perusahaan akan semakin banyak mengungkapkan informasi
sosial dari kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan di dalam program CSR. Selain
itu Damsetz (1986) dalam Junaidi (2006) berargumen bahwa kepemilikan oleh manajemen
yang besar akan efektif memonitoring aktivitas perusahaan dan dia menyimpulkan
bahwa konsentrasi kepemilikan akan meningkatkan nilai perusahaan.
1.2.
Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1.
Apakah Corporate Social Responsibility mempengaruhi nilai perusahaan.
2.
Apakah prosentase kepemilikan
manajemen memiliki pengaruh sebagai variabel moderating dalam hubungan antara Corporate Social Responsibility dan
nilai perusahaan.
1.3.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui:
1. Pengaruh Corporate
Social Responsibility terhadap nilai perusahaan.
2.
Pengaruh prosentase kepemilikan manajemen sebagai variabel
moderating dalam hubungan antara
Corporate Social Responsibility dan nilai perusahaan .
1.4.
Maanfaat Penelitian
Penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
1. Bagi perusahaan, dapat
memberikan sumbangan pemikiran
tentang pentingnya pertanggungjawaban sosial perusahaan yang
diungkapkan di dalam laporan yang disebut sustainibility
reporting dan sebagai pertimbangan dalam pembuatan kebijaksanaan perusahaan
untuk lebih meningkatkan kepeduliannya
pada lingkungan sosial.
2. Bagi
investor, akan memberikan wacana
baru dalam mempertimbangkan aspek-aspek yang perlu diperhitungkan dalam
investasi yang tidak terpaku pada ukuran-ukuran moneter.
3.
Bagi masyarakat, akan memberikan stimulus secara proaktif sebagai pengontrol
atas perilaku-perilaku perusahaan dan semakin meningkatkan kesadaran masyarakat
akan hak-hak yang harus diperoleh.
4.
Bagi lembaga- lembaga pembuat peraturan/ standar, misalnya Bapepam, IAI dan sebagainya, hasil
penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi penyusunan
standar akuntansi lingkungan dan sebagai bahan masukan dalam meningkatkan
kualitas standar dan peraturan yang sudah ada.
II.
TINJAUAN KEPUSTAKAAN DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1
Pengertian Corporate
Social Responsibility (CSR) atau Pertanggungjawaban
Sosial Perusahaan
Menurut The World Business Council for Sustainable Development
(WBCSD), Corporate Social Responsibility
atau tanggung jawab sosial perusahaan didefinisikan sebagai komitmen bisnis
untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui
kerja sama dengan para karyawan serta perwakilan mereka, keluarga mereka,
komunitas setempat maupun masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan
dengan cara yang bermanfaat baik bagi bisnis sendiri maupun untuk pembangunan.
Konsep Corporate Social Responsibility melibatkan tanggung jawab kemitraan
antara pemerintah, lembaga sumberdaya masyarakat, serta komunitas setempat
(lokal). Kemitraan ini tidaklah bersifat pasif dan statis. Kemitraan ini merupakan
tanggung jawab bersama secara sosial antara stakeholders.
Pertanggungjawaban sosial perusahaan
diungkapkan di dalam laporan yang
disebut Sustainibility Reporting. Sustainibility Reporting adalah
pelaporan mengenai kebijakan ekonomi, lingkungan dan sosial, pengaruh dan
kinerja organisasi dan produknya di dalam
konteks pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Sustainibility Reporting harus menjadi dokumen strategis yang
berleval tinggi yang menempatkan isu, tantangan dan peluang Sustainibility Development yang
membawanya menuju kapada core business
dan sektor industrinya.
2.2 Pengungkapan Sosial dalam Laporan Tahunan
Hendriksen (1991:203) mendefinisikan
pengungkapan (disclosure) sebagai
penyajian sejumlah informasi yang dibutuhkan untuk pengoperasian secara optimal
pasar modal yang efisien. Pengungkapan ada yang bersifat wajib (mandatory) yaitu pengungkapan informasi
wajib dilakukan oleh perusahaan yang didasarkan pada peraturan atau standar
tertentu, dan ada yang bersifat sukarela (voluntary)
yang merupakan pengungkapan informasi melebihi persyaratan minimum dari
paraturan yang berlaku.
Setiap unit/pelaku ekonomi selain
berusaha untuk kepentingan pemegang saham dan mengkonsentrasikan diri pada
pencapaian laba juga mempunyai tanggung jawab sosial, dan hal itu perlu
diungkapkan dalam laporan tahunan, sebagaimana dinyatakan oleh Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 (Revisi 1998) Paragraf kesembilan:
Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan
seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added
statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup
memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai
kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting.
Pengungkapan sosial yang dilakukan
oleh perusahaan umumnya bersifat voluntary
(sukarela), unaudited (belum diaudit), dan
unregulated (tidak dipengaruhi oleh peraturan tertentu). Glouter dalam
Utomo (2000) menyebutkan tema-tema yang termasuk dalam wacana Akuntansi
Pertanggungjawaban Sosial adalah:
1. Kemasyarakatan
Tema ini mencakup aktivitas
kemasyarakatan yang diikuti oleh perusahaan, misalnya aktivitas yang terkait
dengan kesehatan, pendidikan dan seni serta pengungkapan aktivitas
kemasyarakatan lainnya.
2.
Ketenagakerjaan
Tema
ini meliputi dampak aktivitas perusahaan pada orang-orang dalam perusahaan
tersebut. Aktivitas tersebut meliputi :
rekruitmen, program pelatihan, gaji dan tuntutan, mutasi dan promosi dan
lainnya.
3. Produk
dan Konsumen
Tema ini melibatkan aspek kualitatif
suatu produk atau jasa, antara lain keguanaan durability, pelayanan, kepuasan
pelanggan, kejujuran dalam iklan, kejelasan/kelengkapan isi pada kemasan, dan
lainnya.
4.
Lingkungan Hidup
Tema ini meliputi aspek lingkungan
dari proses produksi, yang meliputi pengendalian polusi dalam menjalankan
operasi bisnis, pencegahan dan perbaikan kerusakan lingkungan akibat pemrosesan
sumber daya alam dan konversi sumber daya alam.
2.3 Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan dalam penelitian ini
didefinisikan sebagai nilai pasar . Karena nilai perusahaan dapat memberikan
kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan
meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka makin tinggi kemakmuran pemegang
saham. Untuk mencapai nilai perusahaan umumnya para pemodal menyerahkan
pengelolaannya kepada para profesional. Para profesional diposisikan sebagai
manajer ataupun komisaris.
Samuel (2000) menjelaskan bahwa enterprise value (EV) atau dikenal juga
sebagai firm value (nilai perusahaan)
merupakan konsep penting bagi investor, karena merupakan indikator bagi pasar
menilai perusahaan secara keseluruhan. Sedangkan Wahyudi (2005) menyebutkan
bahwa nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli
andai perusahaan tersebut di jual.
Morck dkk (1998), Mc Connell dan Servaes (1990), Steiner
(1996), Cho (1998), Itturiaga dan Sanz (1998), Mark dan Li (2000) dalam Suranta
dan Machfoedz (2003) menyatakan
bahwa hubungan struktur kepemilikan manajerial dan nilai perusahaan merupakan
hubungan non-monotonik. Hubungan
non-monotonik antara kepemilikan manajerial dan nilai perusahaan di sebabkan
adanya insentif yang dimiliki oleh manajer dan mereka cenderung berusaha untuk
melakukan pensejajaran kepentingan dengan outside owners dengan cara
meningkatkan kepemilikan saham mereka jika nilai perusahaan yang berasal dari
investasi meningkat. Wennerfield dkk (1988) di dalam Suranta dan Machfoedz
(2003) menyimpulkan bahwa tobin’s Q dapat digunakan sebagai alat ukur dalam menentukan
kinerja perusahaan.
2.4 Kepemilikan Manajemen
Faisal
(2004), Wahidawati (2001), Born (1988) dalam Junaidi (2006) menyatakan bahwa
kepemilikan manajemen adalah persentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh
direksi, manajer dan dewan komisaris. Dengan adanya kepemilikan manajemen dalam
sebuah perusahaan akan menimbulkan dugaan yang menarik bahwa nilai perusahaan
meningkat sebagai akibat kepemilikan manajemen yang meningkat.
Jensen
& Meckling (1976) menganalisis bagaimana nilai perusahaan dipengaruhi oleh
distribusi kepemilikan antara pihak manajer yang menikmati manfaat dan pihak
luar yang tidak menikmati manfaat. Dalam kerangka ini, peningkatan kepemilikan
manajemen akan mengurangi agency
difficulties melalui pengurangan insentif untuk mengkonsumsi
manfaat/keuntungan dan mengambil alih kekayaan pemegang saham. Pengurangan ini
sangat potensial dalam misalokasi resources,
yang pada gilirannya untuk peningkatan nilai perusahaan.
2.5 Penelitian
Empiris Yang Telah Dilakukan
Yuniarti (2003) meneliti tentang pengungkapan
informasi pertanggungjawaban sosial pada perusahaan yang terdaftar di BEJ,
dengan mengambil sampel seluruh perusahaan yang terdaftar di BEJ sebelum
tanggal 31 Des 2000. Hasil penelitian tersebut menemukan bahwa (1) Tingkat
pengungkapan pertanggungjawaban sosial pada perusahaan yang terdaftar di BEJ
ternyata sangat rendah. Hal ini terlihat dari rendahnya nilai yang diperoleh
sampel jika dibandingkan dengan maksimal skor yang dapat diperoleh. (2) Ukuran
perusahaan mempengaruhi tingkat pengungkapan pertanggungjawaban sosial
perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEJ, walaupun pengaruh tersebut
diketegorikan rendah sebesar 7,8%. (3) Setiap jenis industri berbeda dalam
melakukan pengungkapan pertanggungjawaban sosial.
Zuhroh dan Putu (2003) menyatakan
bahwa pengungkapan sosial dalam laporan tahunan perusahaan yang go publik telah
terbukti berpengaruh terhadap volume perdagangan saham bagi perusahaan yang
masuk kategori high profile. Artinya bahwa investor sudah memulai merespon
dengan baik informasi-informasi sosial yang disajikan perusahaan dalam laporan
tahunan. Semakin luas pengungkapan sosial yang dilakukan perusahaan dalam
laporan tahunan ternyata memberikan pengaruh terhadap volume perdagangan saham
perusahaan dimana terjadi lonjakan perdagangan pada seputar publikasi loparan tahunan.
Selanjutnya Retno (2006) meneliti
mengenai pengungkapan informasi sosial dan faktor-faktor yang mempengaruhi
pengungkapan informasi sosial dalam laporan tahunan (studi empiris pada
perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEJ). Retno menyatakan bahwa Perusahaan
dengan kepemilikan manajemen yang besar dan termasuk dalam industri yang
memiliki risiko politis yang tinggi (high profile) cenderung mengungkapkan
informasi sosial yang lebih banyak di banding perusahaan lain. Dan ditahun yang
sama pula Syahrizal (2006) meneliti tentang tinjauan penerapan akuntansi
pertanggungjawaban sosial pada perusahaan perkebunan di Kab Aceh Timur dan Aceh
Tamiang. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Penerapan akuntansi pertanggungjawaban
sosial pada perusahaan-perusahaan perkebunan di Kab Aceh Timur dan Aceh Tamiang
belum maksimal dilakukan.
2.6 Hipotesis
Hipotesis yang diuji dalam penelitian
ini adalah sbb:
H1 : Corporate Social Responsibility
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
H2: Prosentase kepemilikan manajemen memiliki
pengaruh sebagai variabel moderating
dalam hubungan antara Corporate Social
Responsibility dan nilai perusahaan.
III.
METODE PENELITIAN
3.1
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah
perusahaan-perusahaan sektor non keuangan yang terdaftar di BEJ untuk tahun
2005. Berdasarkan Indonesian Capital
Market Directory perusahaan yang terdaftar di BEJ selama tahun 2005
berjumlah 340 perusahaan.
Pemilihan sampel dilakukan dengan
menggunakan metode purposive sampling
dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representative
sesuai dengan kriteria yang di tentukan.
Adapun kriteria sampel yang akan
digunakan yaitu:
1. Perusahaan yang terdaftar di BEJ selain Bank dan
Lembaga keuangan untuk tahun 2005.
2. Menerbitkan laporan tahunan lengkap selama tahun
2005.
3. Menerbitkan laporan keberlanjutan (Sustainibility Reporting) atau informasi
sosial lainnya selama tahun 2005.
4. Memiliki data yang lengkap terkait dengan
variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian.
Tabel 3.1
Sampel Penelitian
Kriteria Sampel
|
Jumlah
Perusahaan
|
Jumlah perusahaan yang terdaftar di BEJ tahun 2005
Perusahaan sektor keuangan dan asuransi
|
340
(60)
|
Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan tahunan lengkap selama tahun
pengamatan
|
280
(161)
|
Perusahaan yang tidak mengungkapkan CSR
|
119
(78)
|
Total Sampel
|
41
|
Sumber :
Data sekunder 2005 (diolah)
3.2
Data dan Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah laporan tahunan perusahaan untuk periode 2005 pada
perusahaan-perusahaan di sektor non keuangan
yang terdaftar di BEJ yang telah diaudit oleh kantor akuntan publik
untuk periode pengamatan, laporan keberlanjutan perusahaan (sustainibility reporting) yang diperoleh
dari kantor Ikatan Akuntan Indonesia-Kompartemen Akuntansi Manajemen (IAI-KAM)
untuk periode 2005, serta harga saham penutupan (closing price). Pengumpulan data dilakukan dengan cara menelusuri
laporan tahunan dan laporan keberlanjutan atau
informasi sosial perusahaan yang terpilih menjadi sampel. Sebagai
panduan, digunakan instrumen penelitian berupa check list atau daftar
pertanyaan-pertanyaan yang berisi item-item pengungkapan pertanggungjawaban
sosial.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian
ini ada tiga yaitu :
3.3.1 Variabel Independen
·
Corporate
Social Responsibility yang
disimbol dengan (X
), yang di ukur dengan menggunakan variabel dummy yaitu:
Score 0 : Jika perusahaan tidak
mengungkapkan item pada daftar pertanyaan.
Score 1 : Jika perusahaan
mengungkapkan item pada daftar pertanyaan.
3.3.2 Variabel Moderating
·
Kepemilikan manajemen, yang disimbol dengan (X
)
Kepemilikan
manajemen diberi simbol MGR yang diukur dengan natural logaritma.
Natural Logaritma = % saham yang dimiliki oleh
manajer,dewan direksi, komisaris total
jumlah saham yang beredar
3.3.3 Variabel Dependen
·
Nilai Perusahaan yang disimbolkan dengan (Y).
Nilai
perusahaan diukur dengan menggunakan Tobin’s q.
Dimana :
Q = nilai perusahaan
EMV = nilai pasar ekuitas (EMV
= closing price x jumlah saham yang beredar)
D =
nilai buku dari total hutang
EBV = nilai buku dari total aktiva
Gambar
3.1. Model penelitian
3.4 Metode Analisis Data
1.
Uji Normalitas
Pengujian normalitas data dilakukan
dengan menggunakan One Sample
Kormogorov-Smirnov Test, dengan melihat tingkat signifikansi 5%. Dasar
pengambilan keputusan dari uji normalitas adalah dengan melihat probabilitas asymp.sig (2-tailed) > 0.05 maka data mempunyai distribusi normal dan
sebaliknya jika probabilitas asymp.sig
(2 tailed) < 0.05 maka data
mempunyai distribusi yang tidak normal.
2.
Uji Multikolinearitas
Pengujian multikolinearitas dimaksudkan
untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linear yang sempurna diantara
variabel-variabel independen. Akibat dari adanya multikolinearitas ini adalah
koefisien regresinya tidak tertentu atau kesalahan standarnya tidak terhingga.
Multikolinearitas dapat dilihat dengan VIF (variance
inflation factor) bila nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance diatas
0,10, maka tidak terdapat gejala multikolinearitas dan begitu pula sebaliknya.
3. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas dilakukan untuk menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu
observasi ke observasi lain. Uji heterokedastisitas dilakukan dengan
meregresikan nilai absolut residual dengan variabel independennya. Ada tidaknya
heterokedastisitas dapat diketahui dengan melihat tingkat signifikansinya
terhadap a 5%.
3.4.2 Analisis Deskriptif
1. Membuat suatu daftar (Checklist) pengungkapan sosial.
Daftar pengungkapan
sosial yang digunakan adalah daftar item yang pernah dilakukan oleh penelitian
sebelumnya, yaitu oleh Muhammad Muslim Utomo, (2000) sebanyak 3 tema yaitu: kemasyarakatan, produk
dan konsumen dan ketenagakerjaan. Dalam penelitian ini juga digunakan tema
lingkungan yang telah digunakan oleh Rasmiati (2002) dalam Putu (2003). Adapun rincian dari tema pengungkapan sosial
dapat dilihat pada lampiran 1.
2. Menentukan
indeks pengungkapan sosial untuk setiap
perusahaan sampel berdasarkan
daftar (checklist) pengungkapan
sosial dengan cara sebagai berikut :
Score 0 : Jika perusahaan tidak mengungkapkan item pada
daftar pertanyaan.
Score 1 : Jika perusahaan mengungkapkan item pada
daftar pertanyaan.
3. Uji Regresi
Data yang telah dikumpulkan dianalisis
dengan menggunakan alat analisis statistik yakni analisis regresi linear
berganda (multiple regression analysis).
Y =
+
X
+
X
+
X
+
X
X
+
X
X
+ e
Keterangan :
Y = Nilai
Perusahaan
= Konstanta
-
=
Koefisien Regresi
X
= Corporate
Social Responsibility
X
=
Kepemilikan Manajemen
X
= Tipe Industri
X
X
=
Interaksi antara Corporate Social
Responsibility dengan
Prosentase Kepemilikan Manajemen
X
X
=
Interaksi antara Corporate Social
Responsibility dengan Tipe
Industri
E = Error
Term, yaitu tingkat kesalahan penduga dalam penelitian
Langkah-langkah yang akan dilakukan
untuk menguji hipotesis dengan menggunakan regresi linier berganda adalah sbb :
1. Uji F ( Uji Simultan), yaitu untuk menguji apakah
variabel independennya secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel
dependen.
Terima Ho jika F hitung < F tabel (a = 0,05)
Terima Ha jika F hitung > F tabel (a = 0,05)
2. Uji t (Uji Parsial), yaitu untuk
menguji apakah variabel
independen, secara individu berpengaruh
terhadap variabel dependen.
Terima Ho jika t hitung < t tabel (a = 0,05)
Terima
Ha jika t hitung> t tabel (a = 0,05)
Selanjutnya untuk pengolahan data digunakan fasilitas bantuan melalui
program komputer Statistical Package
Social Science (SPSS).
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengujian Hipotesis
Persamaan Regresi
Linier Berganda
Y = 1,182 +
0,010X1 + 497,531X2 + 0,252X3 +
10,824X1X2 + 3,783X1X3 +
|
|||||
Nama
Variabel
|
B
|
Standar Error
|
thitung
|
ttabel
|
Sig
|
Konstanta (a)
|
1,182
|
0,590
|
2,003
|
2,021
|
0.053
|
Corporate Social Responsibility (X1)
|
0,010
|
0,011
|
0,927
|
2,021
|
0,360
|
Prosentasi Kepemilikan Manajemen (X2)
|
497,531
|
91,928
|
5,412
|
2,021
|
0,000
|
Tipe Industri (X3)
|
0,252
|
0,391
|
0,644
|
2,021
|
0,524
|
Interaksi antra X1X2
|
10,824
|
1,631
|
1,626
|
2,021
|
0,000
|
Interaksi antra X1X3
|
3,783
|
1,700
|
0,232
|
2,021
|
0,033
|
Koefisien Regresi (R) = 0,844
Koefisien
Determinasi (R2) = 0,712
Adjusted (R2)
= 0,671
Fhitung =
17,336
Ftabel =
3,252
F Sig = 0,000
|
a. Predictor: (Constant):
Corporate Social Responsibility, Prosentase Kepemilikan Manajemen, Tipe
Industri, Iteraksi X1X2 dan X1X3
b. Dependent Variabel:
Nilai perusahaan.
|
Sumber: Data Sekunder, 2005 (diolah)
Berdasarkan hasil perhitungan statistik dengan
menggunakan bantuan program SPSS seperti terlihat pada tabel di atas, maka
diperoleh persamaan regresi berganda sebagai berikut:
Y = 1,182 + 0,010X1 + 497,531X2
+ 0,252X3 + 10,824X1X2 + 3,783X1X3
+
Dari hasil regresi dapat diketahui hasil penelitian sebagai berikut
:
Ø Koefisien korelasi (R) = 0,844 yang menunjukkan bahwa derajat
hubungan (korelasi) antara variabel independen dengan variabel dependen sebesar
84%. Artinya Nilai Perusahaan mempunyai
hubungan yang sangat kuat dengan Corporate
Social Responsibility (X1), Prosentase Kepemilikan Manajemen (X2),
dan Tipe Industri (X3), serta variabel-variabel yang berinteraksi
dalam penelitian ini yaitu antara X1X2 dan X1X3
karena diperoleh nilai koefisien
korelasi lebih besar dari 0,5.
Ø Koefisien Determinasi (R2)
= 0,712. Artinya sebesar 71%
perubahan-perubahan dalam variabel dependen nilai perusahaan dapat dijelaskan
oleh perubahan-perubahan yang terjadi pada Corporate
Social Responsibility (X1), Prosentasi Kepemilikan Manajemen (X2),
dan Tipe Industri (X3), serta pada
variabel-variabel yang berinterkasi dalam penelitian ini yaitu antara X1X2
dan X1X3. Sedangkan selebihnya yaitu sebesar 29%
dijelaskan oleh faktor-faktor variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model
penelitian ini. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Corporate Social Responsibility (X1), Prosentasi
Kepemilikan Manajemen (X2), dan Tipe Industri (X3), serta
pada variabel-variabel yang berinteraksi
dalam penelitian ini yaitu antara X1X2 dan X1X3 secara simultan mempunyai pengaruh yang
sangat kuat terhadap nilai perusahaan pada perusahaan-perusahaan sektor non
keuangan yang terdaftar di BEJ
4.1.1. Hasil Uji Statistik
Ø Hasil Uji F
Berdasarkan hasil
pengujian secara simultan diperoleh nilai Fhitung sebesar 17,336, sedangkan Ftabel
pada tingkat signifikan
= 5% adalah
sebesar 3,252. Hal ini
memperlihatkan bahwa Fhitung > Ftabel, dengan tingkat
probabilitas 0,000. Dengan demikian hasil perhitungan ini dapat diambil suatu
keputusan bahwa Corporate Social
Responsibility (X1), Prosentasi kepemilikan manajemen (X2),
dan Tipe Industri (X3), juga variabel-variabel yang berinteraksi
dalam penelitian ini yaitu antara X1X2 dan X1X3
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Ø Hasil Uji t
Untuk menguji faktor-faktor
yang mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan secara parsial dapat dilihat
dari hasil uji t. Hasil perhitungan yang diperlihatkan pada tabel 4.2, dapat
diketahui besarnya nilai thitung untuk masing-masing variabel dengan
tingkat kepercayaan atau signifikan sebesar
= 5%.
§ Corporate Social
Responsibility (x
)
Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai
perusahaan. Nilai perusahaan akan terjamin tumbuh secara berkelanjutan
(sustainable) apabila perusahaan memperhatikan dimensi ekonomi, sosial dan
lingkungan hidup karena keberlanjutan merupakan keseimbangan antara
kepentingan-kepentingan ekonomi, lingkungan dan masyarakat. Dengan adanya
praktik CSR yang baik, diharapkan nilai perusahaan akan dinilai dengan baik
oleh investor.
Dalam penelitian ini, Corporate
Socil Responsibility yang di proksi dengan variable dummy menunjukkan
pengaruh yang tidak signifikan terhadap nilai perusahaan dengan thitung
sebesar 0,927 sedangkan ttabel sebesar 2,021, hasil perhitungan ini
menunjukkan bahwa thitung < ttabel dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,360 atau probabilitas di atas
= 5 %. Artinya
bahwa penerapan CSR di dalam perusahaan bukan
merupakan faktor yang menentukan nilai perusahaan baik atau sebaliknya. Karena
di dalam penelitian ini tidak berhasil menjawab H1 yaitu praktik CSR
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini tidak mendukung H1 dan
menerima H01, karena kualitas pengungkapan CSR pada perusahaan yang terdaftar
di BEJ untuk tahun 2005 sangat rendah dan belum mengikuti standar yang
dikeluarkan oleh GRI. Dengan demikian kualitas pengungkapan CSR di dalam
perusahaan menjadi faktor yang menyebabkan praktik CSR tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini tidak sesuai dengan paradigma enlightened self-interest yang
menyatakan bahwa stabilitas dan kemakmuran ekonomi jangka panjang hanya akan
dapat di capai jika perusahaan juga memasukkan unsur tanggung jawab sosial
kepada masyarakat paling tidak dalam tingkat yang minimal.
§ Prosentase Kepemilikan
Manajemen (x
)
Konflik kepemilikan
antara manajer dengan pemilik menjadi semakin basar ketika kapemilikan manajer
terhadap perusahaan semakin kecil (Jansen & Meckling,1997). Dalam hal ini
manajer akan berusaha untuk memaksimalkan kapentingan dirinya di bandingkan
kepentingan perusahaan. Sebaliknya semakin besar kepemilikan manajer di dalam
perusahaan maka semakin produktif tindakan manajer dalam memaksimalkan nilai
perusahaan, dengan kata lain biaya kontrak dan pengawasan menjadi rendah.
Temuan hasil
penelitian terhadap variabel prosentase kepemilikan manajemen(x
) diperoleh nilai thitung sebesar 5,412
sedangkan ttabel sebesar 2,021 hasil perhitungan ini menunjukkan
bahwa thitung > ttabel
dengan signifikansi sebesar 0,000 atau probabilitas dibawah
= 5 %. Dengan
demikian hasil perhitungan statistic menunjukkan bahwa secara parsial variabel
prosentase kepemilikan manajemen menpunyai pengaruh yang signifikan terhadap
nilai perusahaan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Wahyudi dan Pawesti
(2006) yang menemukan bahwa kepemilikan manajerial mampu mempengaruhi jalannya
perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh pada kinerja perusahaan dalam
mencapai tujuan perusahaan yaitu maksimalisasi nilai perusahaan yang terjadi
karena adanya kontrol yang dimiliki.
§ Interaksi antara Corporate
Social Responsibility dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen (X1X2)
Manajer perusahaan akan mengungkapkan informasi sosial
dalam rangka untuk meningkatkan image
perusahaan, meskipun ia harus mengorbankan sumber daya yang ada untuk aktivitas
tersebut, Gray dkk (1988) dalam Retno (2006).
Hasil perhitungan terhadap interaksi variabel antara X1X2
diperoleh nilai thitung sebesar 1,626 sedangkan nilai ttabel
sebesar 2,021, hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa nilai thitung
< ttabel dengan tingkat
signifikan sebesar 0,000 atau probabilitas dibawah
= 5%. Berdasarkan hasil perhitungan statistik
menunjukkan bahwa secara parsial interaksi antara variabel X1X2
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini tidak mendukung H2 tetapi sebaliknya menerima H02.
Dengan demikian prosentase kepemilikan manajemen dalam penelitian ini tidak
dapat bertindak sebagai variabel moderating dalam hubungan antara CSR dan nilai
perusahaan.
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
1.
Kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Corporate Social Responsibility, prosentase
kepemilikan manajemen, serta interaksi antara Corporate Social Responsibility dengan prosentase kepemilikan
manajemen secara simultan bepengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal
ini dijelaskan oleh nilai Fhitung yang
diperoleh dari hasil pengolahan data dalam penelitian ini sebesar 17,336 sedangkan Ftabel pada
tingkat sifnifikansi 5% menunjukkan angka sebesar 3,252, dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa Fhitung > Ftabel, yang artinya secara simultan variabel
independent yang terdapat dalam penelitian ini mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependent.
Sedangkan secara parsial hanya prosentase kepemilikan
manajemen dan interaksi antara Corporate
Social Responsibility dengan prosentase kepemilikan manajemen yang berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan sedangkan variabel lainnya yang terdapat
dalam penelitian ini tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Temuan hasil penelitian terhadap variabel prosentase kepemilikan manajemen (X2
) di peroleh nilai thitung sebesar 5,412 sedangkan ttabel
sebesar 2,021 hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa thitung < ttabel
dengan signifikansi sebesar 0,000 atau probabilitas di atas
= 5 %.
2.
Implikasi Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan
kontribusi bagi pihak yang berkepentingan khususnya: pemerintah, Bapepam, dan
IAI dalam merumuskan kebijakan, peraturan dan standar yang berkaitan dengan
tanggung jawab sosial perusahaan-perusahaan di Indonesia. Selain itu bagi
perusahaan, hendaknya terus meningkatkan kualitas dan kuantitas pengungkapan
karena tingkat pengungkapan pertanggung jawaban sosial pada perusahaan yang
terdaftar di BEJ ternyata sangat rendah dan belum mengikuti standar yang di
keluarkan oleh GRI.
3.
Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini
mempunyai keterbatasan-keterbatasan antara lain sebagai berikut:
1. Data yang di gunakan dalam
penelitian ini sebagian besar berupa data laporan tahunan perusahaan sehingga
tidak semua item di dalam daftar pengungkapan sosial di ungkapkan secara jelas
sebagaimana di dalam laporan keberlanjutan.
2. Periode penelitian yang digunakan
hanya satu tahun pengamatan sehingga memungkinkan praktek pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan yang diamati kurang menggambarkan kondisi yang sebenarnya.
4.
Saran Penelitian
Untuk menambah
referensi penelitian selanjutnya, ada beberapa saran yang dikemukakan sebagai
berikut:
1. Penelitian
selanjutnya perlu mempertimbangkan sampel yang lebih luas. Hal ini dimaksudkan
agar kesimpulan yang dihasilkan dari peneliti tersebut memiliki cakupan yang
lebih luas.
2. Item pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan hendaknya senantiasa di perbaharui sesuai dengan kondisi yang
ada di masyarakat.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Budiman, Arif., Prasetijo, Aji dan
Rudito Bambam (2004) “Corporate Social Responsibility”. Jakarta:
Indonesia Center of Sustainable Development
(ICSD).
Darwin, Ali (2006) “Sustainability Reporting/ Laporan
Keberlanjutan”. Makalah disajikan
pada Kuliah Perdana di Banda Aceh: Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Unsyiah, 1
September 2006.
________,(2006) “Akuntabilitas, Kebutuhan, Pelaporan, dan
Pengungkapan CSR bagi Perusahaan di Indonesia”. Economics Business &
Accounting Review. Edisi
III/ September-Desember.
Hasnawati,
Sri (2005) “Dampak Set Peluang Investasi Terhadap Nilai Perusahaan Publik di
BEJ”. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indinesia. Vol
9,No.2:153-165.
Hartanti, Dwi (2006) “Makna Corporate Social Responsibility:
Sejarah dan Perkembangannya”. Economics Business & Accounting Review.
Edisi III/ September-Desember.
Hasibuan, Chrysanti dan Sedyono (2002)
“Etika bisnis, Corporate Social Responsibility (CSR) dan PPM”. PPM
Institute of Managemant, 27 November.
________,(2006) “CSR Communications: A Challenge On Its
Own”. Economics Business & Accounting Review. Edisi III/
September-Desember.
Hendriksen,
Eldon S dan Widjajant, Nugroh “Teori
Akuntansi”. Edisi ke-4 jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Indriantoro,
Nur dan Bambang, Supomo (1999) “Metodologi Penelitian Bisnis: Untuk
Akuntansi dan Manajemen”. Edisi 1. Yogyakarta: BPFE.
Ikatan
Akuntansi Indonesia (IAI) (1999) “Standar Akuntansi Keuangan”. Buku Satu. Jakarta:
Salemba Empat.
Jensen, MC and Meckling (1976) “Theory of
the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structur”.
Journal of Financial Economics. Vol 3, p.305-360.
Junaidi, Muhammad AR
(2006) “Pengaruh Kepemilikan Manajemen dan Kebijakan Hutang Terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ”. Thesis, Unsyiah.
Rasyid, Abdul Idris “Corporate Social Responsibility (CSR)
Sebuah Gagasan dan Implementasi. Fajar Online. 22 November 2005.
Retno,
Reni anggraini Fr (2006) “Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan”. Simposium
Nasional Akuntansi IX. Padang, 23-26
Agustus.
Siahaan,
Hinsa (2003) “Analisa Saham Dengan
Menggunakan Gordon Model”. Kajian Ekonomi dan Keuangan Vol 7, No.1.
Sigit,
Soehardi 1 (1999) “Pengantar Metodologi Penelitian Sosial-Bisnis-Manajemen.
FE Universitas Sarjanawijaya Tamansiswa.
Suranta,
Edi dan Puspita, Pratama Merdistuti (2004) “Income Smoothing, Tobin’s Q,
Agency Problem dan Kinerja Perusahaan”. Simposium Nasional Akuntansi VII.
Denpasar Bali, 2-3 Desember.
Syafri,
Sofyan Harahap (2002) “Teori Akuntansi”.
Edisi Revisi. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Syahriza,
Muhammad (2006) “Tinjauan Penerapan
Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial Pada Perusahaan Perkebunan di Kabupaten
Aceh Timur dan Aceh Tamiang”. Skripsi Universitas Syiah Kuala.
Utomo,
Muhammada Muslim (2000) “Prektek
Pengungkapan Sosial pada Laporan Tahunan Perusahaan di Indonesia (Studi
Perbandingan antara Perusahaan-perusahaan High Profile dan Low Profile)”. Makalah disajikan pada SNA III.
Yakub, Riawandi (2004) “Corporate
Social Responsibility: Perilaku Korporasi dan Peran Civil Society”. IPDF
Online Service, 14 September.
Yuniarti, Emylia (2003) “Pengungkapan
Informasi Pertanggung jawaban Sosial Pada Perusahaan yang Terdaftar di BEJ”.
Jurnal Telaah dan Riset Akuntansi. Vol 1, No.2: 240-252.
Wahyudi, Untung dan Prasetyaning,
Hartini Pawestri “Implikasi Struktur
Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan : Dengan Keputusan Keuangan Sebagai
Variabel Intervening”. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang 23-26 Agustus.
Zuhroh, Diana dan Heri, I Putu Pande Sukmawati (2003)
“Analisis Pengaruh luas Pengungkapan Sosial dalam Laporan Tahunan Perusahaan
Terhadap Reaksi Investor”. Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya,16-17 Agustus
DAFTAR PENGUNGKAPAN SOSIAL
(SOSIAL DISCLOSURE)
Tema
Kemasyarakatan
- Dukungan pada kegiatan seni dan budaya
- Dukungan pada kegiatan olah raga (termasuk sponsorship)
- Partisipasi pada kegiatan masyarakat sekitar kantor pabrik
- Dukungan ke lembaga kerohanian
- Dukungan ke lembaga pendidikan (termasuk bea siswa, kesempatan magang, kesempatan penelitian)
- Dukungan ke lembaga sosial lain
- Fasilitas sosial dan fasilitas umum
- Prioritas lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar (temasuk pemberian fasilitas dan motivasi oleh perusahaan untuk berwiraswasta)
Tema
Produk dan Konsumen
- Mutu produk
- Penghargaan kualitas (termasuk sertifikat kualitas, sertifikat halal dan penghargaan)
- Costomer Satisfication (upaya untuk meningkatkan kepuasan konsumen)
Tema Ketenagakerjaan
- Jumlah tenaga kerja
- Keselamatan kerja (kebijakan dan fasilitas keselamatan kerja)
- Kesehatan (termasuk fasilitas dokter dan poliklinik perusahaan)
- Koperasi karyawan
- Gaji/upah
- Tunjangan dan kesehatan lain (termasuk UMR, bantuan masa krisis, kesejahteraan untuk karyawan, asuransi dan fasilitas transportasi)
- Pendidikan dan latihan (termasuk kerjasama dengan perguruan tinggi negeri)
- Kesetaraan gender dalam kesempatan kerja dan karir
- Fasilitas peribadatan (termasuk peringatan hari besar agama)
- Cuti karyawan (termasuk cuti yang diperlukan oleh pekerja wanita)
- Pensiun (termasuk pembentukan/pemilihan dana pensiun)
- Serikat pekerja
- Kesepakatan kerja Bersama
- Turn over pekerja
Tema Lingkungan Hidup
- Kebijakan lingkungan
- Sertifikasi lingkungan dan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL)
- Rating (termasuk penghargaan dibidang lingkungan)
- Energi (termasuk energi saving,total energi yang digunakan dan sebagainya)
- Pencegahan/pengolahan polusi (termasuk pengolahan limbah)
- Dukungan pada konservasi satwa
- Dukungan pada konservasi lingkungan
Tabel 1
Daftar Nama-nama Perusahaan yang Menjadi Sampel
No
|
Kode
|
Nama Perusahaan
|
Jenis Perusahaan
|
1
|
AMFG
|
Asahimas Flat Glass Co. Ltd Tbk
|
Basic Industry & Chemicals
|
2
|
ANTM
|
Aneka Tambang (Persero) Tbk
|
Mining & Mining Services
|
3
|
ASGR
|
Astra Graphia Tbk
|
Trade, Services & Invesment
|
4
|
ASII
|
Astra International Tbk
|
Automotive & Allied Products
|
5
|
BLTA
|
Berlian Laju Tanker Tbk
|
Transportation Services
|
6
|
BMTR
|
Bimantara Citra Tbk
|
Trade, Services & Invesment
|
7
|
BRPT
|
Barito Pasifik Timber Tbk
|
Lumber & Wood Product
|
8
|
CTRA
|
Ciputra Development Tbk
|
Real Estate & Property
|
9
|
CTRS
|
Ciputra Surya Tbk
|
Real Estate & Property
|
10
|
DYNA
|
Dynaplast Tbk
|
Basic Industry & Chemicals
|
11
|
FAST
|
Fast Food Indonesia Tbk
|
Consumer Goods Industry
|
12
|
GGRM
|
Gudang Garam Tbk
|
Consumer Goods Industry
|
13
|
HDTX
|
Panasia Indosyntec Tbk
|
Textile Mill Products
|
14
|
HMSP
|
HM Sampoerna Tbk
|
Consumer Goods Industry
|
15
|
INAF
|
Indofarma Tbk
|
Consumer Goods Industry
|
16
|
INCO
|
International Nikel Indonesia Tbk
|
Mining & Mining Services
|
17
|
INDF
|
Indofood Sukses Makmur Tbk
|
Consumer Goods Industry
|
18
|
INTP
|
Indocement Tunggal Perkasa Tbk
|
Basic Industry & Chemicals
|
19
|
ISAT
|
Indonesia Satelite Co Tbk
|
Trade, Services & Invesment
|
20
|
KAEF
|
Kimia Farma Tbk
|
Consumer Goods Industry
|
21
|
KLBF
|
Kalbe Farma Tbk
|
Consumer Goods Industry
|
22
|
LPKR
|
Lippo Karawaci Tbk
|
Real Estate & Property
|
23
|
LSIP
|
PP London Sumatera Tbk
|
Agriculture, Foresty & Fishing
|
24
|
MEDCO
|
Medco Energi International Tbk
|
Mining & Mining Services
|
25
|
MLBI
|
Multi Bintang Indonesia Tbk
|
Consumer Goods Industry
|
26
|
MLPL
|
Multipolar Tbk
|
Trade, Services & Invesment
|
27
|
MRAT
|
Mustika Ratu Tbk
|
Consumer Goods Industry
|
28
|
PJAA
|
Pembangunan Jaya Ancol Tbk
|
Trade, Services & Invesment
|
29
|
PTBA
|
Tambang
Batu Bara Bukit Asam
|
Mining & Mining Services
|
30
|
PTRO
|
Petrosea
|
Construction
|
31
|
SCPI
|
Schering Plough Indonesia Tbk
|
Consumer Goods Industry
|
32
|
SHDA
|
Sari Husada Tbk
|
Consumer Goods Industry
|
33
|
SMAR
|
Sinar Mas
Agro Resources & Tech
|
Consumer Goods Industry
|
34
|
SMCM
|
Semen Cibinong Tbk
|
Basic Industry & Chemicals
|
35
|
SMGR
|
Semen Gresik Tbk
|
Basic Industry & Chemicals
|
36
|
SPMA
|
Suparma Tbk
|
Paper & Allied Products
|
37
|
SULI
|
Sumalindo Lestari Jaya Tbk
|
Lumber & Wood Products
|
38
|
TINS
|
Tambang Timah Tbk
|
Mining & Mining Services
|
39
|
TLKM
|
Telekomunikasi Indonesia Tbk
|
Trade, Services & Invesment
|
40
|
UNVR
|
Unilever Indonesia Tbk
|
Consumer Goods Industry
|
41
|
ZBRA
|
Zebra Nusantara Tbk
|
Trade, Services & Invesment
|
HASIL REGRESI
Hasil
Uji Normalitas
Hasil Uji Mulitikolinearitas
Hasil Uji Heterokedastisitas
sumber :
PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROSENTASE KEPEMILIKAN
MANAJEMEN SEBAGAI VARIABEL MODERATING
1 komentar:
Hotels Near Foxwoods Resort Casino - MapYRO
Hotels 1 - 12 of 스피드 바카라 61 — Hotels 안동 출장샵 1 - 12 of 평택 출장안마 61 — Hotels 1 - 12 of 61 · 익산 출장안마 Holiday Inn Express Las Vegas Casino Resort, Las Vegas, Nevada, United States · 진주 출장샵 Hotel 1 - 10 of 61 · Holiday Inn Express
Posting Komentar