Nama : Dwi Julianti
NPM : 22211244
Kelas : 4EB08
Strategi Public
Relations Hotel Banyan Tree Ungasan dalam Mengimplementasikan Program Corporate Social Responsibility (Studi
Kasus Tri Hita Karana)
Oleh : Serly Novirma Sandy (070915036)
ABSTRAK
Penelitian
ini merupakan studi tentang strategi Public
Relations Hotel Banyan Tree Ungasan dalam mengimplementasikan program Corporate Social Responsibility (CSR).
Signifikansi yang mendasari penelitian ini adalah pertama, Hotel Banyan Tree
Ungasan menjadi salah satu eco-resorts
di Bali, dan memiliki yayasan khusus sebagai perwujudan CSR dari property
Banyan Tree di seluruh dunia yang disebut Banyan Tree Global Foundation. Kedua,
Hotel Banyan Tree Ungasan yang merupakan international
hotel telah mendapatkan pengakuan bahwa tanggung jawab perusahaannya sesuai
dengan falsafah Tri Hita Karana, yang menjadi amanat seluruh komponen
masyarakat Bali dalam mewujudkan keharmonisan alam. Penelitian ini menggunakan
tipe penelitian deskriptif untuk mendeskripsikan tentang strategi Public Relations (PR) dalam mengimplementasikan program Corporate Social Responsibility (CSR). Peneliti
mengumpulkan data melalui observasi dan wawancara mendalam (indept interview) kepada aspek-aspek
yang berkaitan dengan strategi komunikasi Public
Relations (PR) dalam
implementasi program Corporate Social Responsibility (CSR).
Keyword : Strategi, Public Relations,
Corporate Social Responsibility
PENDAHULUAN
Corporate Social
Responsibility (CSR) merupakan salah satu
bentuk dari community relations yang
dilakukan suatu perusahaan kepada komunitas. Fungsi ini dilakukan untuk membuat
suatu hubungan yang harmonis antara perusahaan dan publik yang disasar.
Keharmonisan hubungan ini akan tercipta jika masing-masing pihak memahami
kebutuhan dan fungsi yang dijalankan masing-masing dan saling memberikan dukungan
satu sama lainnya.
Penelitian
terkait dengan Corporate Social
Responsibility (CSR), merupakan penelitian yang menarik bagi penulis.
Selama mengenyam bangku perkuliahan, penulis memahami konsep mengenai community relations dari pembahasan pada
studi Public Relations (PR).
Penelitian ini didasarkan pada ketertarikan penulis pada Hotel Banyan Tree
Ungasan yang merupakan hotel international, namun berhasil memperoleh
penghargaan atas tanggung jawab perusahaannya yang menganut filosofi Tri Hita
Karana, sebagai filosofi umat Hindu di Bali.
Selain
itu, pembahasan terkait dengan Corporate
Social Responsibility (CSR) merupakan pembahasan yang cukup banyak
dilakukan oleh kalangan dunia usaha. Suatu perusahaan merespon adanya bentuk Corporate Social Responsibility (CSR)
dengan berbagai latar belakang. Ada yang melakukan sebagai bentuk berbuat baik
suatu perusahaan kepada publik yang disasar, penghindaran dari suatu krisis,
tanggung jawab yang diemban perusahaan karena juga merupakan bagian dari
masyarakat, atau bahkan hanya sekedar bentuk pemenuhan atas peraturan yang
muncul dari pemerintah.
Penelitian
ini memberikan gambaran mengenai Corporate
Social Responsibility (CSR) yang dijalankan Hotel
Banyan Tree Ungasan dengan menganut filosofi Tri Hita Karana. Penulis memilih Corporate
Social Responsibility (CSR) Hotel Banyan Tree Ungasan, karena penulis
melakukan proses magang di tempat tersebut selama tiga bulan, sehingga
memudahkan penulis untuk memperoleh data dan terlibat langsung dalam pencarian
data
PEMBAHASAN
Hotel Banyan Tree Ungasan merupakan
salah satu hotel yang berada dalam manajemen Banyan Tree Hotels & Resort.
Sejak hotelnya pertama kali berdiri di Phuket, Thailand pada tahun 1994, Banyan
Tree Hotels & Resorts telah menjadikan kegiatan Corporate Social Responsibility sebagai prinsip dasar
perusahaannya.
“Berdasar pada falsafah “Merangkul
Lingkungan, Memberdayakan Masyarakat” kami berusaha menjadi agen social dan
ekonomi melalui pengembangan pariwisata yang bertanggung jawab.” (Maharani,
5 April 2013)
“Sejak tahun 1994, ketika properti
Banyan Tree pertama didirikan di tanah
buangan bekas tambang timah di Phuket, kami telah membuat tanggung jawab sosial
sebagai suatu prinsip dasar perusahaan.” (Informasi
Perusahaan Banyan Tree Ungasan, 2010, p.7)
Hotel
Banyan Tree Ungasan yang berada di bawah manajemen Banyan Tree Hotels &
Resorts juga menerapkan hal yang sama dalam tanggung jawab perusahaan terhadap
lingkungannya. Sebagai hotel berbintang lima yang berdiri di Bali, tentu tidak
dapat mengindahkan bahwa keadaan Bali yang masih sangat mistis dan sacred membuat tanggung jawab perusahaan
tersebut tidak hanya dalam bentuk kegiatan social dan ekonomi, namun juga yang
berhubungan dengan Ketuhanan. Mereka menyadari bahwa ada adat dan budaya
masyarakat yang harus dipatuhi dan tentunya membuat perbedaan yang cukup
signifikan dibandingkan dengan property Banyan Tree lainnya. Tri Hita Karana
yang merupakan filosofi hidup bagi umat hindu di Bali, masih dipegang kukuh
oleh penduduk asli. Tri Hita Karana berarti tiga
penyebab kesejahteraan, yang mana kesejahteraan ini dipercaya akan diperoleh
ketika manusia berhasil membina keharmonisan hubungannya dengan Tuhan
(Parhyangan), hubungannya dengan manusia (Pawongan) dan hubungannya dengan
lingkungan (Palemahan). Hal ini kemudian diwujudkan dalam
program-program CSR yang berbasis kepada filosofi Tri Hita Karana sebagai
filosofi hidup umat Hindu di Bali.
“Namanya
hidup di Bali kan ya Sher, disini itu situasinya masih sangat sacral dan itu
benar-benar gak boleh kita remehin. Tri Hita Karana itu kan bukan seperti
program CSR lain yang focus kepada lingkungan dan masyarakat/komunitas sekitar
saja, tetapi hubungan dengan Tuhan.” (Maharani, 5 April 2013)
Semakin
berkembangnya kesadaran perusahaan untuk menjaga keseimbangan lingkungan dan
penanggulangan kemiskinan maka kehadiran konsep CSR selain dapat mengembangkan
sumber daya dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, juga bermanfaat untuk
menjalin hubungan dengan masyarakat dan pemerintah sehingga dapat mendukung image perusahaan (Harahap, 2006). Kebijakan
pelaksanaan CSR di Hotel Banyan Tree Ungasan sendiri harus benar-benar memiliki
komitmen yang kuat dalam melakukannya. Dimana keterlibatan seluruh pihak dalam
melaksanakan program ini sangat diperlukan untuk terciptanya sebuah image positif perusahaan.
“Makanya komunikasi internal itu penting
sekali Sher, jadi program ini bukan hanya dilaksanakan oleh Top management,
tapi oleh semua karyawan yang bekerja disini.” (Maharani, 5 April 2013)
Hotel Banyan Ungasan juga mengakui bahwa program CSR ini
menjadi sebuah alat mereka untuk membentuk citra positif di masyarakat. Berdasarkan
dari hasil penelitian yang dilakukan, peneliti memperoleh fakta bahwa program
CSR yang dilakukan di Hotel Banyan Tree Ungasan bukan hanya sebagai motif
korporasi semata, tetapi sudah menjadi budaya perusahaan di setiap properti
Banyan Tree. Hal serupa disampaikan oleh PR
Manager Hotel Banyan Tree Ungasan,
“Hotel ini kan
profit organization, jadi kita tentu aja butuh yang namanya image bagus. Nah
CSR itu bisa jadi salah satunya yang mengangkat citra perusahaan kita. Tapi
bukan berarti sepenuhnya sebagai marketing tools loh ya. Soalnya tanggung jawab
perusahaan sendiri itu memang sudah menjadi corporate culture di Banyan Tree.” (Maharani, 5 April 2013)
Motif CSR
sendiri menurut Lako (2005) adalah sebagai bagian penting dari komunikasi
perusahaan, juga sebagai ungkapan terima kasih kepada para pekerja di
perusahaan yang berjasa membesarkan perusahaan dan dapat digunakan sebagai
strategi investasi jangka panjang. Investasi jangka panjang ini juga sudah
dipikirkan sedari awal oleh Hotel Banyan Tree Ungasan untuk mengantisipasi
hal-hal buruk yang mungkin terjadi di kemudian hari.
“Jadi disini kita benar-benar memanusiakan
manusia, bukan Cuma sekedar bekerja disini, namun mereka juga bagian keluarga
Banyan Tree yang akan membangun Banyan Tree secara bersama-sama. Menumbuhkan
sense of belonging para karyawan disini itu menjadi salah satu tujuan program
CSR Tri Hita Karana juga Sher.” (Maharani, 5 April 2013)
Motif Corporate Social Responsibility ini ternyata berhasil menumbuhkan sense of belonging pegawai yang bekerja
di Hotel Banyan Tree Ungasan. Berdasarkan observasi yang ditemukan peneliti di
lapangan, Inez Karina yang menjabat posisi Food
& Beverage Sales mengatakan bahwa ia dan pegawai lainnya ternyata
secara tidak langsung menerapkan filosofi Tri Hita Karana yang dimiliki
perusahaan dalam kehidupan sehari-hari. Dimana hal tersebut sampai menjadi
sebuah kebiasaan, yang secara tidak sadar akan terus dilakukan karena merasa
bahwa Hotel Banyan Tree Ungasan adalah bagian dari dirinya yang harus ia jaga.
Di Hotel
Banyan Tree Ungasan, tujuan utama dari program CSR bukanlah hanya sekedar
berbuat baik atau terlihat baik, namun menjadi sebuah agen pengembangan di
aspek ekonomi dan social, dan dilakukan secara berkelanjutan.
“Kita disini
berusaha menjadi agen social dan ekonomi melalui pengembangan pariwisata yang
bertanggung jawab” (Maharani, 5 April
2013)
“Tetapi di Banyan Tree sendiri, semua program
CSR kita dilakukan secara berkelanjutan, dengan harapan untuk memajukan
generasi muda di lingkungan sekitar dimana property itu berdiri” (Maharani,
5 April 2013)
Fajar
(2010, p. 180) mengemukakan bahwa setidaknya ada tiga alasan penting mengapa
kalangan dunia usaha merespon dan mengembangkan tanggung jawab sosial sejalan
dengan operasionalisasi usahanya, antara lain :
- Perusahaan adalah bagian dari masyarakat dan oleh karenanya wajar bila perusahaan memperhatikan kepentingan masyarakat
- Hubungan masyarakat dan kalangan bisnis seharusnya merupakan hubungan yang bersifat simbiosis mutualisme
- Kegiatan tanggung jawab sosial merupakan salah satu cara untuk meredam atau bahkan menghindari konflik sosial.
Ketiga alasan teoritis yang telah dikemukan
diatas sesuai dengan data yang ditemukan dilapangan. Hotel Banyan Tree
Ungasan menyadari bahwa hubungan perusahaannya dengan masyarakat sekitar
bersifat saling membutuhkan dan menguntungkan kedua belah pihak. Banyan Tree menganggap bahwa masyarakat merupakan tetangga yang harus dibina
hubungannya baiknya.
“Publik eksternalnya adalah masyarakat di
lingkungan sekitar Banyan Tree, yaitu masyarakat Desa Ungasan. Kenapa ini jadi
penting sekali, pertama tentunya untuk long-term relationship, kita gak bakal
tahu kan apa yang terjadi ke depannya, nah ketika nanti hotel ini terkena
masalah, masyarakat bisa menjadi dukungan yang amat sangat kita perlukan Sher” (Maharani, 5 April 2013)
Pihak Hotel Banyan Tree Ungasan pun menyadari
bahwa hubungan yang dibina dengan masyarakat desa Ungasan adalah hubungan
jangka panjang untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Selain itu
hubungan yang terjalin dengan masyarakat disini memang merupakan bentuk
menghindari konflik sosial karena perannya yang sejajar ini. Banyan
Tree membutuhkan masyarakat sebagai pegawai, pangsa pasar,
serta dukungan untuk terus eksis. Sedangkan masyarakat membutuhkan Banyan Tree
untuk memberikan penghidupan, memenuhi kebutuhan, serta meningkatkan kualitas
hidup masyarakat melalui kegiatan-kegitan CSR yang dilakukan.
Model atau pola Corporate Social Responsibility (CSR) yang umum diterapkan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia
(Said dan Abidin, 2004) adalah dengan keterlibatan langsung, melalui yayasan
atau organisasi social milik perusahaan, bermitra dengan pihak lain, mendukung
atau bergabung dalam satu konsorium. Berdasarkan hasil penelitian yang
ditemukan di lapangan, Hotel Banyan Tree Ungasan menggunakan model CSR
keterlibatan langsung. Dimana perusahaan menjalankan program Corporate Social Responsibility secara langsung dengan menyelenggarakan
sendiri kegiatan sosial atau menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa
perantara.
“Program CSR kita semua dilakukan oleh perusahaan
kecuali program les bahasa inggris. Nah jadi kita itu mengajarkan bahasa
inggris kepada murid-murid di desa Ungasan, namun karena guru bahasa inggris
internal perusahaan mengalami kewalahan, kita membayar satu orang guru bahasa
inggris tambahan. Tapi sisanya semuanya dilakukan bersama oleh karyawan Banyan
Tree Ungasan sendiri.” (Maharani, 5 April
2013)
Pada pendahuluan, disebutkan bahwa
Banyan Tree memiliki yayasan sendiri yang mengatur tanggung jawab perusahaan
Banyan Tree seluruh dunia, yang bernama Banyan Tree Global Foundation. Tetapi
berdasarkan data yang ditemukan lapangan, Banyan Tree Global Foundation hanya mengatur
dana yang diperoleh dalam Green Imperative Fund sebagai program wajib CSR, dan
mengontrol tanggung jawab perusahaan setiap propertinya.
“Kita juga punya yayasan global yang
namanya Banyan Tree Global Foundation, pengurusan hasil Green Imperative Fund
yang saya sebut sebelumnya akan diurus oleh yayasan itu. Sedangkan pada program
lainnya, setiap property Banyan Tree akan mempunyai tanggung jawab
masing-masing.” (Maharani, 5 April 2013)
Filosofi Tri Hita Karana yang menganut tiga aspek
demi mencapai kesejahteraan juga diterapkan dalam setiap program CSR yang
dilakukan oleh Hotel Banyan Tree Ungasan. Tri Hita Karana berarti tiga penyebab
kesejahteraan, yang mana kesejahteraan ini dipercaya akan diperoleh ketika
manusia berhasil membina keharmonisan hubungannya dengan Tuhan (Parhyangan), hubungannya dengan manusia
(Pawongan) dan hubungannya dengan
lingkungan (Palemahan). “In Bali, the outlook and philosophy on life is
called Tri Hita Karana, which literally translates as the Three Causes to
Prosperity, bringing about harmonious relationships: Human to God, Human to
Human, and Human to Nature”, (Monte, 2011).
Filosofi Parhyangan merupakan hubungan manusia
dengan Tuhan yang diwujudkan dalam pembangunan Pura atau Mrajan di lingkungan Hotel Banyan Tree, dan menyediakan segala alat
persembahyangan yang diperlukan seperti canang
dan dupa.
Hubungan dengan Tuhan ini juga bukan hanya ditujukan kepada
karyawan yang beragama Hindu, tetapi Hotel Banyan Tree Ungasan juga menyediakan
Mushola bagi umat muslim, dan menyediakan segala sarana dan prasarana ketika
perayaan hari besar setiap agama. Hal ini merupakan salah satu tanggung jawab
perusahaan terhadap karyawannya, sebagai ucapan terima kasih dan membina
investasi jangka panjang dengan seluruh karyawan hotel tersebut.
“Kita disini sangat meyakini bahwa hubungan Manusia
dengan Tuhan itu amat sangat penting, nah tadi kan sudah saya sebutkan tentang
Pura dan Mushola dalam hotel, untuk agama lain juga kita support loo.. Misalnya
pas natalan ya Sher, karyawan yang beragama Kristen mengundang anak-anak yatim
piatu untuk hadir disini, doa bareng, nyanyi bareng, makan bareng gitu-gitu
Sher, dan semuanya difasilitasi oleh pihak Hotel.” (Maharani, 5 April 2013)
Filosofi
kedua yakni Pawongan yang merupakan
keharmonisan hubungan antar manusia.
Banyan Tree Ungasan menyadari bahwa perusahaannya harus membina hubungan baik
dengan publiknya, public internal maupun public eksternal. Untuk menumbuhkan sense of belonging para karyawan sebagai
public internal perusahaan, Banyan Tree menganut filosofi memanusiakan manusia,
dengan menjadikan seluruh karyawan bagian penting perusahaan, yang memang
diperlukan perusahaan untuk mengembangkan diri.
“Jadi disini kita benar-benar memanusiakan manusia,
bukan Cuma sekedar bekerja disini, namun mereka juga bagian keluarga Banyan
Tree yang akan membangun Banyan Tree secara bersama-sama.” ( Maharani, 5 April
2013)
Dengan
mengadakan orientasi selama 3 hari saat karyawan baru bergabung dalam
perusahaan, karyawan akan merasa bahwa dirinya disambut dengan baik dan telah
resmi menjadi keluarga dari Banyan Tree Ungasan. Hal ini juga dirasakan
peneliti ketika peneliti menjalani orientasi tersebut, dimana peneliti
merasakan bahwa sambutan selamat datang yang diimplementasikan melalui
orientasi ini bukan hanya sekedar mengenalkan tentang property ataupun budaya
perusahaan, melainkan membangun rasa kepemilikan setiap karyawan demi memajukan
property Banyan Tree Ungasan.
“Orientasi
itu bukan cuma sekedar mengenalkan kamu tentang gedung atau bangunan hotel ini
loo, tapi itu sebagai ucapan selamat bahwa kamu sudah menjadi bagian dari
Banyan Tree Ungasan. Itu penting sekali loo sher, itu tahap awal membangun
sense of belonging para karyawan disini.” (Maharani, 5 April 2013)
Filosofi ketiga merupakan Palemahan
yang berarti keharmonisan hubungan antar manusia dengan lingkungannya. Hotel
Banyan Tree Ungasan menyadari bahwa kepedulian terhadap lingkungan sangat
penting demi kelangsungan hidup alam di masa mendatang. Bahkan mereka meyakini
bahwa ketika mereka mencintai lingkungan tempat mereka bekerja, lingkungan akan
balik mencintai mereka.
“Dimana
saya sebagai orang Bali itu percaya Sher, kalau kita mencintai lingkungan
tempat kita bekerja, lingkungan itu akan mencintai kita juga.” (Maharani, 5 April
2013)
Dalam
observasi yang dilakukan peneliti, peneliti menemukan bahwa implementasi Corporate Social Responsibility yang
berdasar pada filosofi Tri Hita Karana di Hotel Banyan Tree Ungasan, ternyata
bukan lagi hanya dilakukan oleh Top
Management, tetapi sudah sampai pada Low
Management perusahaan tersebut. Marshelly Viola yang merupakan waitress di Restoran Ju-Ma-Na milik
Banyan Tree mengatakan bahwa dirinya ketika melakukan pekerjaan sehari-hari
juga secara tidak sadar akan mengacu kepada filosofi tersebut. Misalnya adalah
menyalakan air conditioner pada suhu
25 derajat Celcius, atau hal yang paling sederhana adalah membuang sampah pada
tempatnya. Marshelly mengakui bahwa selama 5 bulan ia bekerja di Hotel Banyan
Tree Ungasan, ia tidak pernah melihat pegawai yang bekerja disana membuang
sampah tidak pada tempatnya, sehingga ia akan merasa malu untuk melakukannya.
“Selama aku kerja disini, kerasa banget sih Sher
urusan cinta-cinta lingkungannya. Pegawai yang lain tuh ngelakuin hal kaya gitu
berasa kebiasaan Sher, makanya sejauh ini aku belum pernah melihat mereka buang
sampah sembarangan. Yang ada mah tamunya, mungkin mereka yang harus kita bikin
lebih sadar buat peduli sama lingkungan”, (Viola, 30 Juni 2013)
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh peneliti terhadap Hotel Banyan Tree Ungasan mengenai
strategi public relations dalam
mengimplementasikan program Corporate
Social Responsibility (CSR) (studi kasus Tri Hita Karana), peneliti
menemukan bahwa:
- Public Relations Manager di Hotel Banyan Tree Ungasan melakukan fungsi publisitas dan sebagai komunikator bagi publik internal dan eksternal perusahaan, dalam mengimplementasikan program Corporate Social Responsibility.
- Strategi Public Relations dalam proses publikasi yang dilakukan bersifat sederhana, namun berhasil memperoleh beberapa penghargaan pada bidang Corporate Social Responsibility.
- Implementasi Corporate Social Responsibility di Hotel Banyan Tree Ungasan bukan hanya dilakukan oleh Top Management perusahaan, namun juga oleh Low Management yang menjadikan kegiatan tersebut sebagai kebiasaan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
- Dalam mengimplementasikan kegiatan Corporate Social Responsibility, Hotel Banyan Tree Ungasan menggunakan model keterlibatan langsung, dimana para pegawai terlibat langsung dengan kegiatan dalam program CSR tersebut. Sedangkan, Banyan Tree Global Foundation sebagai yayasan global Corporate Social Responsibility milik Banyan Tree Hotels & Resorts bertugas mengontrol segala kegiatan CSR setiap property Banyan Tree dan mengolah dana yang diperoleh dalam program Green Imperative Fund.
DAFTAR
PUSTAKA
Buku
Cutlip, S. M., Center, A. H. & Broom, G. M. 2005, Effective Public Relations 8th edition, Indeks, Jakarta
Cutlip, S. M., Center, A. H., & Broom, G. M. 2007, Effective Public Relations 9th edition,
Prantice Hall, New Jersey.
Davis, A. 2005, Everything
You Should Know About Public Relations, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
Frida,
K. 2004, Dasar-dasar Humas, PT Ghalia
Indonesia, Jakarta.
Gregory,
A. 2000, The Art and Science of Public
Relations: Public Relations in Practice (4th ed.), Crest Publishing House,
New Delhi.
Grunig,
J. E. 1992, Excellence in Public
Relations and Communication Management, Lawrence Erlbaum Associates, New
Jersey.
Iriantara,
Y. 2004, Manajemen Strategis Public
Relations, PT Ghalia Indonesia, Jakarta.
Jefkins,
F. 1998, Public Relations. Jakarta (1st
ed): Penerbit Erlangga.
Kotler,
P. & Lee, N. 2005, Corporate Social
Responsibility : Doing the Most Good, for Your Company and Your Causes,
John Wiley and Sons. Inc., New Jersey.
Lawrence,
A. & Weber, J. 2008, Business and
Society : Corporate Strategy, Public Policy, Ethics, Irwin McGraw-Hill, New
York.
Oliver,
S. 2007, Strategi Public Relations,
Erlangga, Jakarta.
Ruslan,
R. 2002, Manajemen Public Relations dan
Media Komunikasi: Konsep dan Aplikasinya, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Ruslan,
R. 2006, Metode Penelitian Public
Relations dan Komunikasi, PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Saidi,
Zaim dan Hamid, A. 2004, Menjadi Bangsa
Pemarah: Wacana dan Praktek Kedermawanan Sosial di Indonesia, Piramedia,
Jakarta.
Untung,
H. B. 2007, Corporate Social
Responsbility, Sinar Grafika, Jakarta.
Majalah
Suharto
E. 2008, ‘Audit CSR’, Majalah BISNIS dan
CSR, Vol 1 No 5 April 2008, p. 193.
Jurnal
Dalem,
A.A.G. R. 2007. Implementasi Tri Hita
Karana dalam bidang Pariwisata Menuju Pembangunan Berkelanjutan. Jurnal
Lingkungan Hidup Bumi Lestari 7 (1): 78-84. PPLH-UNUD, Denpasar.
Goodwin,
F. W. and Bartlett, J.L. 2008, Public
Relations and Corporate Social Responsibility (CSR), QUT Digital Repository,
Australia.
Imran,
M. 2008, Peran Public Relations Pada
Program CSR Dallam Rangka Meningkatkan Citra Positif Perusahaan. Unisma
e-Journal Vol 09, No 01.
Online
Abidin,
F. 2013, Mengkomunikasikan CSR (7). Diakses
pada 23 Maret 2013, http://mix.co.id/public-relations/mengkomunikasikan-csr-7/
Asaad,
I. 2011, Pedoman CSR Bidang Lingkungan.
Diakses pada 9 Maret 2013, http://www.menlh.go.id/DATA/Deputi_6/CSR/PEDOMAN_CSR_BIDANG-LINGKUNGAN.pdf
Fadjar,
E. 2013, Pertumbuhan Hotel di Bali Tidak
Merata. Diakses pada 9 Maret 2013, http://www.tempo.co/read/news/2013/04/14/199473300/Pertumbuhan-Hotel-di-Bali-Tidak-Merata
Harahap,
O. S. R. 2006, Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan. Diakses pada 23 Maret 2013, http://www.sarwono.net/artikel.php?id=134&s=
Lako,
A. 2005, Menjadi Perusahaan Sosial, Apa
Untungnya?. Diakses pada 5 April 2013,
www.kontan-online.com no.11, Tahun X.
Monte,
C. 2011, Tri Hita Karana : A Balinese
Philosophy of Life. Diakses pada 20 Mei 2013, http://www.edgemagazine.net/2011/02/tri-hita-karana/
Supriadi,
A. 2009, Hotel di Bali: Kamar Bertambah
15.000 Unit Dalam Dua Tahun. Diakses pada 3 April 2013, http://www.bali-bisnis.com/index.php/hotel-di-bali-kamar-bertambah-15-000-unit-dalam-dua-tahun/
Sumber :
Strategi Public
Relations Hotel Banyan Tree Ungasan dalam Mengimplementasikan Program Corporate Social Responsibility (Studi
Kasus Tri Hita Karana) Oleh : Serly Novirma Sandy (070915036)
0 komentar:
Posting Komentar